Ribuan Hektar Sawah di Air Haji Jadi Lahan Tidur Akibat Irigasi Lumpuh

Ribuan hektar sawah di tiga nagari di Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, terpaksa menjadi lahan tidur akibat saluran irigasi yang lumpuh total selama puluhan tahun. Saluran irigasi yang bersumber dari Bendungan Nagari Rantau Simalenang Air Haji ini
seharusnya mengalirkan air ke Nagari Air Haji Tengah, Nagari Pasar Bukit, dan Nagari Air Haji Barat. Namun, kerusakan parah membuat petani hanya mengandalkan bandar langit (air hujan) untuk mengairi sawah seluas 1.350 hektar .
Wali Nagari Air Haji Tengah, Defrizal, mengungkapkan, sekitar 700 hektar sawah di wilayahnya kini beralih fungsi menjadi kebun jagung dan terung. “Hasil padi sebelumnya mampu meningkatkan perekonomian warga. Sekarang, mereka hanya bisa bertahan dengan tanaman sekunder,” ujarnya pada Senin (2/6) .
Keluhan serupa disampaikan Wali Nagari Pasar Bukit, Markis S., yang menyebut 250 hektar sawah tergantung pada irigasi yang tak berfungsi. “Hasil panen buruk karena air tidak mencukupi, kecuali di musim hujan,” tambahnya .
Di Nagari Air Haji Barat, 400 hektar sawah mengering dan retak. “Tanahnya mengeras seperti batu. Sawah hanya bisa dipakai jika hujan turun,” kata Edi, tokoh masyarakat Suku Kampai Rajo . Padahal, sebelumnya, irigasi ini membuat petani bisa panen tiga kali setahun dengan hasil melimpah. Kini, sekali panen pun sulit terwujud .
Pemerintah nagari telah mengajukan proposal perbaikan irigasi ke Balai Sungai dan PSDA Provinsi Sumbar sejak 2021. Pada 2023-2024, tim provinsi sempat turun ke lokasi untuk survei.
tetapi proyek senilai puluhan miliar rupiah itu tak kunjung direalisasi . “Kami merasa dikhianati. Saat kampanye, wakil rakyat berjanji memprioritaskan petani, tetapi sekarang mereka tutup mata,” protes seorang petani yang enggan disebutkan namanya .
Tanpa irigasi, petani terpaksa memompa air dari sungai atau mengandalkan hujan. Namun, cara ini tidak sustainable. Tokoh masyarakat mendesak DPRD Provinsi dan daerah untuk mendorong percepatan perbaikan irigasi. “Ini menyangkut kedaulatan pangan dan kesejahteraan ribuan keluarga,” tegas Edi .
Kerusakan irigasi di Air Haji mencerminkan masalah klasik pembangunan pertanian di Indonesia: proyek infrastruktur sering terbengkalai akibat birokrasi yang lamban dan alokasi anggaran tidak tepat sasaran.
Padahal, menurut data BPS Sumbar, sektor pertanian menyumbang 15% PDRB provinsi ini . Jika dibiarkan, lahan tidur ini berpotensi memperparah migrasi petani ke kota, seperti tren yang terjadi di Sumatera Barat belakangan ini .
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respons konkret dari Gubernur Sumbar atau Kementerian PUPR. Masyarakat berharap kasus ini menjadi perhatian nasional, mengingat dampaknya terhadap ketahanan pangan dan stabilitas sosial di wilayah tersebut. (EF)
https://sumbar.kabardaerah.com/2025/06/ribuan-hektar-sawah-di-air-haji-jadi-lahan-tidur-akibat-irigasi-lumpuh/
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin